Selasa, 21 Desember 2010

Negeri China Intip Peluang Bisnis Konstruksi di Indonesia

EMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah dan kalangan pengusaha konstruksi Cina mulai mencermati peluang bisnis dan strategi investasi di Indonesia. Memanfaatkan momentum pasar bebas ASEAN-Cina, China Council for Promotion of International Trade Machinery Sub-Council (CCIPT-MSC) akan menggelar pameran konstruksi di Indonesia pada akhir Mei mendatang.

Vice Chairman Senior Engineer CCIPT-MSC Zhang Xiaolin mengatakan, peserta pameran yang terdiri dari 70 perusahaan akan mencari peluang investasi di bidang infrastruktur. "Tidak hanya mencari proyek untuk dibangun tetapi untuk menjajaki kerjasama investasi," katanya di Jakarta, Rabu (10/3).

Menurut Zhang perusahaan yang datang untuk berpameran sudah siap membentuk usaha patungan dengan perusahaan lokal sesuai peraturan yang ditetapkan bagi investor asing yang ingin berinvestasi di dalam negeri. "Kami sudah punya ide tentang pembentukan joint venture, tapi saat ini kami perlu lebih banyak informasi tentang aturan investasi," ujarnya.

Meski begitu, Zhang melanjutkan, mereka belum menentukan bentuk kerjasama apa yang akan dipilih. Menurut dia, pada dasarnya pengusaha Cina tetap terbuka dengan semua bentuk kerjasama.

Pameran yang bertajuk China Build 2010 ini akan memamerkan produk dan teknologi konstruksi Cina, seperti mesin dan peralatan konstruksi, pertambangan, produk bahan bangunan serta peralatan pemeliharaan keamanan.

Minister Counselor Kedutaan Besar Cina di Indonesia Fang Quichen mengatakan saat ini pengusaha-pengusaha Cina sedang mencari peluang kerjasama dan investasi di Indonesia. "Pemerintah Cina mendukung mereka berinvestasi di Indonesia dan akan mengundang Indonesia untuk berinvestasi di Cina," tuturnya.

Menurut Fang, Indonesia dan Cina sama-sama memiliki potensi besar dalam kerjasama investasi dan perdagangan. Menurut data pemerintah Cina rata-rata pertumbuhan nilai perdagangan antardua negara sejak 2001 mencapai 20 persen. "Cina negara tujuan impor terbesar Indonesia untuk produk non minyak dan negara tujuan ekspor terbesar kedua," katanya.

Volume perdagangan dua negara mencapai US$ 31,5 milyar pada 2008. Jumlah ini turun pada 2009 sekitar 6,6 persen dan pada awal tahun ini impor Indonesia meningkat 46 persen. "Ekspor Indonesia ke Cina pada saat yang sama naik 160,4 persen," ujar Fang.

KARTIKA CANDRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar